Monday, October 24, 2011

Belahan Jiwa

Tidak tahu, bila kan melihat keajaiban

Tika masa iman menjadi jalan terbuka,

Mendahului datangnya cahaya,

Mematri dua jiwa secocok sama

Buat jadi alur bahasa

mengukur ketulusan dan kesejatian cinta


Tidak tahu, bila akan melihat keajaiban,

Pipinya basah dengan air mata,

Dari melawan ketidaksukaanNya,

Di sebalik ketidaktahuan kita.

Pun lebih bergetar, luluh hatinya,

Takut nafsu meloncati rasa


Lantas dia berdiri di jendela,

Melepas hela, dan bertanya,

Sudikah kau Humaira, berjuang bersama?

Untuk merenda mimpi,

Merajut cita-cita,

Juga menjaga diri

Yang lemah tatkala

belahan jiwa masih menari-nari?


Nukilan rasa:

- Jaime Othman (26 Zulkaedah/24October 2011)


No comments:

Post a Comment